Jumat, 13 April 2018

Mengenang Wartawan Senior Jawa Pos, H Khariri Mahmud



Rela Jualan Bakso Demi Kuliahkan Dua Puterinya

                Keluarga besar alumni wartawan dan karyawan Jawa Pos yang tergabung dalam grup Konco Lawas (CoWas) Jawa Pos kembali kehilangan sahabat terbaiknya. Itu setelah H Khariri Mahmud, 59, warga Karangduren, Kecamatan Balung, Jember, meninggal dunia secara mendadak  kamis petang (2/3) kemarin. Dia meninggalkan seorang Istri, Nanik, dan dua putrinya, Bella dan Vika.

SHODIQ SYARIEF,Jember

                MENINGGALNYA wartawan senior Jawa Pos yang di kenal ramah dan baik hati itu cukup mengagetkan keluarga dan koleganya. Betapa tidak, selama ini Khariri di kenal sehat-sehat saja, dan masih berkomunikasi dengan kawan-kawannya, baik melalui HP maupun media sosial (Medsos). Namun, sekitar enam bulan belakangan, almarhum nyaris tak pernah berkomunikasi dengan sesama mantan wartawan Jawa Pos tanpa diketahui alasannya.

Kamis, 12 April 2018

Siswa SMA Nuris Juara Satu Olimpiade Matematika se-Jawa Timur



Mahir di Bidang Sains, Bisa Kuliah di Universitas Bergengsi

                Tahun ajaran 2017/2018, pelajar SMA Nuris Jember membuktikan kemampuannya kepada masyarakat luas. Mereka meraih 26 prestasi dari berbagai bidang. Tak heran, lulusannya bisa diterima kampus bergengsi di dalam hingga luar negeri.

BAGUS SUPRIADI, Sumbersari

                PRESTASI terbaru dari sekolah ini adalah juara satu olimpiade matematika tingkat SMA  se-Jawa Timur. Bahkan, peserta lain dari Nuris  juga juara harapan dua dalam event yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Jember, beberapa waktu lalu. Dua siswi yang ikut berprestasi ini adalah Siti Fatimatuzzahro dan Marisca Nola, A.P.

Siti Fatimatuzzahro merupakan siswi kelas XII IPA 1 dan Marisca Nola, kelas XI IPA 1 SMA Nuris. Keduanya merupakan pelajar yang memiliki kemampuan di bidang matematika. Saat mengikuti olimpiade pada 28 Januari 2018 lalu, mereka mampu mengerjakan 100 soal pilihan ganda dengan baik.

Bahkan, keduanya mampu mengalahkan peserta lain dari sekolah negeri. Juara dua dari kompetisi tersebut adalah delegasi dari SMAN 2 Jember dan juara tiga diraih oleh MAN 2 Jember. 

Mereka harus bersaing dengan 118 peserta saat babak penyisihan, kemudian 50 peserta pada babak semifinal. “Saat itu, babak final tinggal sepuluh peserta,” kata Fatimah.

Pada babak penentuan itulah Fatimah harus presentasi di depan juri. Yakni, memilih amplop yang berisi soal, lalu diminta untuk di kerjakan dalam waktu tiga menit. Sedangkan tiga menit setelahnya untuk presentasi.

Rupanya, kemampuan perempuan asal Jenggawah itu membuat dewan juri yakin. Soal yang diterima dikerjakan dengan baik. Hasilnya, mereka membawa pulang juara satu tingkat Jawa Timur. “Kami dibina selama dua minggu untuk mengikuti lomba ini,” tuturnya.

Dua pelajar itu memang berbakat di bidang matematika. Mereka suka dengan pelajaran tersebut, sehingga terus dikembangkan di sekolah. Bahkan, SMA Nuris memiliki komitmen yang kuat untuk mengembangkan potensi siswanya di bidang matematika.

Prestasi yang telah diraih pelajar SMA Nuris  beragam, misal dari kompetisi bidang cipta karya. Meraih juara satu lomba esai tingkat nasional di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Kemudian, juara 2 lomba Robotika  Line Follower “Braphy 2017” tingkat nasional, di Universitas Brawijaya Malang.

Selain itu, di bidang akademik juga meraih juara 2 olimpiade Akuntansi Tingkat eks Karesidenan Besuki Raya, di IAIN Jember. Lalu, juara 2 olimpiade Bahasa Inggris Tingkat eks Karesidenan Besuki di SMAN 2 Jember, dan berbagai prestasi lainnya.

Gus Robith Qoshidi, Kepala SMA Nuris Jember menjelaskan, selama ini pelajaran Matematika selalu menjadi hal yang menakutkan bagi mahasiswa. Hal itu karena para pelajar tidak mengerti ilmu dasarnya, lalu dipaksa untuk memahami.

Untuk itulah, SMA Nuris menyelenggarakan program matrikulasi khusus mata pelajaran matematika dasar. Yakni, program percepatan bagi kelas satu dan dua agar menguasai matematika. Program tersebut bisa menjadi solusi bagi dunia pendidikan, terutama pada SMA. “Ketika siswa sudah bisa memahami dasar matematika, mereka mudah memahami,” tuturnya.

Program matrikulasi tersebut sudah direncanakan dan melalui evaluasi yang matang berdasarkan hasil tes tengah semester ganjil. Dari sana, ditemukan kemampuan kognitif dasar matematika kelas X SMA Nuris Jember perlu ditingkatkan.

SMA Nuris Jember memiliki kelas khusus, yakni kelas IPA Sains dan IPS Sains. Kelas itu diisi oleh siswa yang telah melalui seleksi ketat dan dipersiapkan untuk berprestasi. Kemudian, bisa lolos diperguruan tinggi negeri bergengsi. Beberapa alumnusnya sudah ada yang kuliah di luar negeri, yakni di Guilin University.

Bahkan didalam negeri, alumni SMA Nuris juga sudah menyebar di berbagai kampus bergengsi, seperti di Universitas Indonesia (UI), ITS, IPB, dan lainnya. Mereka di latih agar bisa lolos melanjutkan studi di kampus ternama.

Gus Robith menambahkan, SMA Nuris ingin berkontribusi untuk memberikan solusi terhadap persoalan sains, terutama di bidang pendidikan dan pesantren. Tak hanya dalam pelajaran ilmu matematika, tetapi juga ilmu bahasa. Mulai dari bahasa Inggris dan Mandarin. “Lulusan SMA Nuris siap bersaing di tingkat internasional, mereka punya kompetensi dan daya saing,” pungkasnya. (kl/gus/mgc/hdi)

Sumber : Jawa Pos (Radar Jember)
Edisi : Jumat 2 Maret 2018

Rabu, 11 April 2018

Melihat Perajin Tampah di Kecamatan Ambulu



Biar Terlihat Keren, Tampah Dihias Lebih Menarik

                Di era yang serba modern, masih ada yang peduli pada barang-barang berbau tradisional. Upaya melestarikan barang tradissional tetap terjaga di Desa Sabrang dan Desa Badengan Ambulu. Biar keren, inovasi dilakukan agar barang jadul itu terlihat mewah.

QOMARUDDIN HAMDI, Ambulu

         SIANG itu, disalah satu rumah warga di Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu tampak berkumpul para ibu rumah tangga. Bukan untuk bergosip, mereka sedang mengerjakan tenunan tampah (alat dapur yang biasa digunakan untuk memilah bahan makanan sebelum dimasak).

         Lokasi perajin itu di Gang Perbatasan antar dua Desa, yakni Desa Sabrang dan Desa Badengan. Hampir semua ibu rumah tangga dari dua Desa itu ikut membuat kerajinan tangan yang memakai bambu sebagai bahan utama. 

       Selain bikin tampah, para ibu ini juga membuat beberapa peralatan dapur lainnya, seperti wakul (tempat nasi).

      “Disini saja ada sekitar 100 ibu-ibu yang bekerja sebagai perajin bambu ini,” kata Yuli Nusantara, koordinator Komunitas Ambulu Kreatif yang getol memberdayakan kerajinan tradisisonal tersebut.

       Para ibu ini sudah puluhan tahun menekuni pembuatan kerajinan dari bambu. Namun, inovasinya hanya dilakukan untuk peralatan dapur saja. “Paling banyak tampah yang selama ini kami buat,” katanya.

      Ada alasan tersendiri bagi dia dan teman-temannya untuk mengembangkan kerajinan itu. Paling tidak, ada pengetahuan baru. Sehingga, produk yang mereka buat dari hasil tangannya sendiri bisa laku keras dipasaran.

     Awalnya, dia dan teman-teman di komunitasnya melihat geliat peralatan dapur dari bahan baku bambu ini terus meosot karena kalah saing dengan barang pabrikan. Tetapi, semangat untuk meneruskan kerajinan dari bambu itu masih sangat kuat. Atas dasar itu, dia coba membantu para perajin agar mendapatkan tempat di pasaran.

    Rupanya, tidak semua mau diajak maju. Awalnya, beberapa penolakan dari masyarakat mulai bermunculan saat itu. Namun, dengan konsep tampah itu  terlihat lebih menarik, warga mulai mau ikut bergabung. 

     “Waktu itu, saya bersama teman-teman ingin kerajinan ini bisa dibuat lebih modern sehingga laku di pasaran,” ungkapnya. Yakni, menambah pernik-pernik di kerajinan tampah tersebut.

       Seiring berjalannya waktu, berapa ulasan seperti bikin alat dapur lain mulai bermunculan. Seperti membuat tempat kue dengan berbagai model.

    Namun, ibu-ibu cukup kesulitan karena memang selama ini mereka lebih banyak berkonsentrasi ke tampah saja. “Jadi, perlu latihan lagi agar kerajinan bisa maksimal,” kata Yuli. 

        Sampai akhirnya, para ibu tersebut mampu menuangkan konsepnya sendiri dalam membuat toples kue. “Awalnya memang kesulitan, sampai akhirnya para ibu ini terbiasa membuat banyak model kerajinan,” tuturnya.

        Dengan harga yang relatif murah, dia berani bersaing dengan barang pabrikan. Apalagi, kerajinan buatan tangan ini bisa di gunakan dalam kurun waktu yang cukup lama. 

        Yuli mengakui, butuh sedikit sentuhan lagi agar hasil dari para perajin ini mampu menyejahterakan. Paling tidak, ada bantuan dari pemerintah agar produk kerajinan asli Jember tersebut mendapatkan pasar lebih luas. Apalagi, bisa menembus kancah internasional.

       Maka dari itu, tidak ada harapan lain selain dukungan dari pemerintah. “Perhatian dari pemerintah agar keberadaan perajin tidak hilang oleh zaman. Kalah bersaing dengan produk pabrikan tanpa ada upaya pemerintah untuk memberikan dukungan pada mereka,” lanjutnya.

       Dengan demikian, dia dan teman komunitasnya tidak akan selesai disini saja. Masih banyak perajin tradisional yang butuh support. Paling tidak, memberikan dukungan kepada perajin untuk tetap produksi. “Kami bertekad akan terus mencari perajin tradisional seperti disini agar mereka juga memiliki semangat menyumbangkan produk mereka sendiri,” tutupnya. (mar/mgc/hdi)

Sumber : Jawa Pos (Radar Jember)

Edisi : Kamis 1 Maret 2018

Jumat, 09 Februari 2018

Rumah Nelongso, Rumah Tiga Warga Bernasib Merana di Desa Ampel, Wuluhan



Karena Buta, Bu Legimah Sering Masak Gosong

                Dua lumpuh, satunya buta. Tiga orang inilah yang menghuni Rumah Nelongso di Dusun Ampel Krajan, Desa Ampel, Kecamatan Wuluhan. Hampir setiap hari, secara bergantian, warga sekitar menyisakan makanan untuk penghuni itu.

Kamis, 08 Februari 2018

Bambang Sugianto, Petani Zaman Now Yang Kembangkan Kopi Kapulaga



Dulu Di Sepelekan, Kini Kerap Diundang Jadi Penyuluh

                Seiring laju zaman, profesi di bidang pertanian makin di jauhi generasi muda. Butuh inovasi agar dunia agraris tetap mampu memberi kehidupan yang lebih untuk pekerjanya. Bambang Sugianto, pekebun asal Desa Sumberpakem, Kecamatan Sumberjambe, membuktikannya.

Rabu, 07 Februari 2018

Kreativitas Pengelola TPA Pakusari : Ubah Sampah Menjadi Gas



Kualitas Apinya Tak Kalah dengan Gas LPG, Lohh…

                Sampah tak selamanya jadi barang buangan yang tidak bermanfaat. Buktinya, pengelola TPA Pakusari berhasil membuat gas metana pengganti LPG dari sampah. Seperti apa? 

Selasa, 06 Februari 2018

Mengenal Calista Putri Savira, Putri Kampus Kreatif Jawa Timur 2017



Peduli Perempuan dan Anak, Ingin Jadi Entrepreneur

                Calista Putri Savira membuat nama kampus Tegalboto Unej kembali Berjaya. Gadis cantik ini baru saja di nobatkan menjadi Putri Kampus Kreatif Jawa Timur 2017. Hebatnya lagi, bukan hanya pintar kreatif dan smart, dirinya juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap anak-anak dan perempuan.

Mengenang Wartawan Senior Jawa Pos, H Khariri Mahmud

Rela Jualan Bakso Demi Kuliahkan Dua Puterinya                 Keluarga besar alumni wartawan dan karyawan Jawa Pos yang tergabung ...