Rabu, 07 Februari 2018

Kreativitas Pengelola TPA Pakusari : Ubah Sampah Menjadi Gas



Kualitas Apinya Tak Kalah dengan Gas LPG, Lohh…

                Sampah tak selamanya jadi barang buangan yang tidak bermanfaat. Buktinya, pengelola TPA Pakusari berhasil membuat gas metana pengganti LPG dari sampah. Seperti apa? 


RULLY EFENDI, Pakusari


                GAPURA sederhana dari potongan bamboo tertulis : zonapasif. Lokasinya ada di TPA Pakusari.Inilah sebuah zona tempat akhir pembuangan sampah terbesar di Kabupaten Jember.

                Di satu titik gundukan sampah, ada belasan pipa warna-warni seperti menara. Tertanam di dalam tanah.Bagian bawah tertulis : Reaktor pemilah air dan Gas Methan.

                Ya, dari belasan pipa tersebut, energy alternative pengganti LPG tersalur kerumah 20 warga sekitar.Ini  bermanfaat untuk kebutuhan rumah tangga. Seperti masak dan beberapa penerangan rumah tangga.

                Sebelumnya, di TPA Pakusari seringkali kebakaran akibat tumpukan sampah.
                Jadi bukan karena ulah tangan manusia. Karena secara alamiah, setiap tumpukan sampah mengandung  gas  yang mudah terbakar.

                Tahu ada potensi gas mentana di tumpukan sampah, pengelola TPA Pakusari mengelola nya dengan lebih serius. Sampai di salurkan kerumah-rumah warga. Sampai saat ini pun, warga sekitar tak perlu lagi beli LPG.

                Masbut, koordinator TPA Pakusari, mengaku tak butuh alat modern untuk menghasilkan api biru. Dia hanya membuat beberapa rongga di dalam tumpukan sampah. Tujuannya, supaya gas dari tumpukan sampah bisa mengalir ke penampungan.

                Kemudian, di pilah antara air dan gas di dalam reaktor, yang hanya terbuat dari blower dan pipa. Setelah Gas terpisah dengan air, baru di salurkan ke masing-masing rumah warga. “Ya Cuma begitu. Sudah jadi gas,” kata Masbut.


                Gas Metana dari Reaktor, cukup di salurkan dengan pipa plastik 2 dim. Seperti pipa air. Meski penyalur gas, pipa plastik cukup karena gas metana cukup aman. Bahkan di bandingkan dengan gas lainnya, Metana jauh lebih aman.

                Awal penyaluran gas metana, hanya di manfaatkan 15 keluarga. Namun kini bertambah jadi 20 rumah. Kata Masbut, bisa jadi nanti bertambah lagi, tergantung kekuatan mengkaver jangkauan salurannya.

                Para penerima manfaat gas metana di gratiskan. Karena Dinas Lingkungan Hidup (DLH), juga merasa butuh supaya sampah tidak mudah terbakar lagi. “Artinya sama-sama menguntungkan. Kami semakin senang, karena bertambah manfaat,” tuturnya.


                Meski gas bersumber dari sampah, Masbut,  memastikan gas metanan tidak berbau sampah. Bahkan katanya, kualitas apinya nyaris sama dengan LPG. Selain itu yang membuat nya semakin bergairah mengembangkan gas metana, karena sangat ramh lingkungan. (rul/hdi)

SUMBER : JP-RJ Jumat 29 Desember 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenang Wartawan Senior Jawa Pos, H Khariri Mahmud

Rela Jualan Bakso Demi Kuliahkan Dua Puterinya                 Keluarga besar alumni wartawan dan karyawan Jawa Pos yang tergabung ...