Minggu, 04 Februari 2018

Serunya Muda-Mudi Condro Bikin Festival Liburan



Main Dam-daman, Kempyeng, dan Dakon di Puncak Acara

                Seiring laju zaman, banyak anak muda yang tidak lagi mengenal permainan tradisional yang identik dengan penanaman kebersamaan. Mereka asyik dengan gadget. Tergerak akan hal, sebuah karang taruna di Kelurahan Kaliwates menggelar acara yang berisi berbagai permainan tradisional.


ADI FAIZIN, Kaliwates


                SALAH satu guyonan terkait tema : Anak muda zaman Now, saat ini adalah besarnya pengaruh gawai atau gadget dalam kehidupan generasi muda. Sejak usia anak-anak hingga remaja, kini nyaris semuanya bergantung terhadap gadget.

                Kondisi ini kemudian menimbulkan kekhawatiran tentang musnahnya permainan tradisional yang sebelumnya banyak di mainkan anak-anak di kampung-kampung. 

                “Saya sendiri, hingga usia 20 tahun seperti sekarang, baru 2 kali mengenal permainan gobak sodor,” tutur Muhammad Alfan Suri, salah satu pemuda  di Lingkungan Condro, Kelurahan/Kecamatan Kaliwates, Jember.

                Kondisi ini tentu jauh berbeda dengan generasi diatas Alfan yang melalui masa kecil mereka dengan berbagai macam permainan tradisional. Cara bermain yang murah sekaligus menumbuhkan kebersamaan di antara sesama anak karena di mainkan secara tim.

                Karena itu, tergerak untuk menumbuhkan kegiatan positif di lingkungannya, Alfan dan rekan-rekannya kemudian menggelar sebuah acara yang cukup unik, yakni Festival Liburan Condro.

                Selain untuk melestariakan permainan tradisional, acara ini juga bertujuan untuk mengisi liburan anak muda di kampong Condro dengan kegiatan yang positif. Para pemuda tersebut menampakkan diri Pemuda-Pemudi Condro (PPC).

                “Kita gelar bersamaan dengan masa liburan anak sekolah selama empat hari dengan puncaknya pada hari Minggu malam tanggal 24 Desember 2017 ini,” lanjut Alfan yang juga seniman pantomim ini.

                Pada hari pertama, yakni Kamis malam 21 Desember lalu, mereka mengawali acara Festival Liburan Condro dengan menggelar pawai motor-motoran. Suasana menjadi meriah dan menarik, karena bahan yang di gunakan untuk anak-anak berpawai ria adalah dari bahan-bahan bekas seperti kaleng oli yang di modifikasi secara kreatif. 

                “Kita keliling RW 8 Kampung Condro ini sekaligus untuk menambah sosialisasi kepada masyarakat bahwa kita ada festival liburan condro. Sebelumnya kita juga sudah sebar brosur sejak jauh hari,” jelas pria kelahiran 21 Juni 1997 tersebut.

                Ke esokan harinya, pada Jumat malam Sabtu 22 Desember, panitia festival liburan condro menggelar “outbond” dengan menggunakan sarung dan di iringi acara lempar-lempar sandal untuk menambah kemeriahan.

                Berikutnya di hari ketiga, mereka menggelar berbagai macam permainan tradisional ala anak kampong. Mulai dari Dam-daman, Kempyeng, Gobak Sodor, Dakon serta Enggrang dengan menggunakan bahan batok kelapa. “Selain seru buat anak-anak, bermain di luar seperti ini juga menyehatkan karena badan anak-anak aktif bergerak, pikiran juga jadi fresh. Asik dah pokoknya,” tutur pria yang menjabat di divisi kesenian pemuda-pemudi Condro (PPC). 

                Acara puncak berupa olimpiade Dam-daman yang di helat pada Minggu pagi, 23 Desember 2017. Anak-anak yang sudah di kenal dengan permainan Dam-daman, di ajak untuk berlomba menjadi  yang terbaik. “Kita juga mengundang perwakilan empat karang taruna lain yang ada di kaliwates ini. Alhamdulillah, anak-anak cukup antusias,” jelas Alfan.

                Menurut ketua PPC, Wildan Hisbullah Sukma, pihaknya sengaja menggelar festival liburan condro sebagai salah satu upaya untuk mengurangi kenakalan remaja. “Kita membentuk PPC ini sejak tahun 2013, di awali dari keresahan karena banyak nya laporan kasus kenakalan remaja di lingkungan kami, seperti narkoba hingga tawuran. Bahkan ada yang kecanduan sampai jadi pengedar juga,” tutur mahasiswa semester IX UIN Malang tersebut.

                Berawal dari keresahan yang terlontar di warung kopi itu, Wildan yang asli kampong condro akhirnya sepakat untuk membentuk pemuda-pemudi Condro (PPC) bersama empat rekannya. “Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu, mereka yang di duga terlibat narkoba, laporannya menurun. Bahkan yang sudah jadi pengedar juga sudah tobat berhenti,” tutur putra kedua dari Rektor IAIN Jember, Prof Babun Suharto dan Erma Fatmawati ini.

                Upaya untuk menghidupkan karang taruna di lingkunga condro untuk mencegah kenakalan remaja, awalnya memang tidak mudah. Wildan yang saat itu sudah berkuliah di Malang tersebut, harus menyempatkan diri untuk pulang ke rumahnya minimal sebulan sekali, selama setidaknya tiga hari. “Rasanya Malang-Jember seperti dari Condro ke tawang alun,” Kelakar Wildan.

                Menggalakkan permainan tradisional hanya salah satu dari kegiatan yang di gelar PPC. Selain itu, mereka juga menumbuhkan kewirausahaan untuk menyalurkan potensi para pemuda setempat. “Sebelumnya kita bikin warung kopi. Tapi karena banyak yang ngutang jadi kita beralih dengan membuat handycraft,” tutur Wildan sembari tersenyum.

                Kemandirian menjadi salah satu kunci yang di pegang teguh PPC dalam menjalankan roda organisasi. Mereka pantang untuk meminta sumbangan kepada warga dalam melakukan kegiatan, seperti dalam festival liburan condro. “Kita hanya bermodalkan Rp 100 ribu untuk acara ini yang berasal dari iuran pengurus. Untuk pendanaan lain, kita kerahkan anggota kita yang punya bakat seni seperti Alfan untuk ngamen dengan menunjukkan skill pantomim di alun-alun,” tutur pria yang juga aktif di GP Ansor Jember ini.

                Dengan berbagi kegiatan dan hasil yang terlihat, perlahan PPC mulai mendapat kepercayaan dari para warga. Sebelumnya, saat awal berdiri, banyak tokoh warga yang justru apatis terhadap PPC. “Rencananya kita akan jualan kalender. Alhamdulillah sudah terkumpul modal Rp 3 juta,” ungkas Wildan. (ad/hdi)

SUMBER : JP-RJ Selasa 26 Desember 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenang Wartawan Senior Jawa Pos, H Khariri Mahmud

Rela Jualan Bakso Demi Kuliahkan Dua Puterinya                 Keluarga besar alumni wartawan dan karyawan Jawa Pos yang tergabung ...