Jumat, 12 Januari 2018

Imam Safii, Sopir Material Yang Jago Downhill Mountain



Biasa Latihan di Trek Rembangan dengan Sepeda Pinjaman


             Sepeda Sport di kenal sebagai salah satu olahraga ekstrem yang juga mahal. Namun dengan segala keterbatasan, seorang sopir angkutan material di Arjasa beberapa kali menjadi juara efen sepeda sport. Jalur atau trek di Rembangan yang selama ini menjadi lokasinya berlatih, juga menyimpan potensi sebagai sport-tourism

.
                                             
   ADI FAIZIN, Jember Kota



             SENYUM membuncah terlihat dari raut muka Imam Safii. Pemuda 30 tahun itu segera menyambut Jawa Pos Radar Jember yang sedang berkunjung ke rumahnya yang tampak asri, di Dusun Krajan, Desa Arjasa, Kecamatan Arjasa.

            Rumah itu tak jauh dari pasar Arjasa dan jalur menuju kawasan wisata Rembangan. Meski langit sedang mendung, tak menyurutkan semangat pria yang akrab di sapa Afi ini untuk bersiap-siap berangkat kerja mencari nafkah.

            “Masih ada waktu kok, nunggu teman. Kita sambil ngobrol santai di sini,”tutur Afi sembari mempersilakan Radar Jember menyeruput secangkir kopi hangat di temani kudapan.

            Pagi itu, Afi memang sedang bersiap untuk menjalani aktifitas rutinnya sebagai sopir pickup yang biasa melayani jasa pengiriman barang material. Menggunakan mobil milik sang kakak, Afi sudah menjalani profesi ini sejak tahun 2006.

            “Saya biasanya sendirian saja membawa mobil pick-up ini. Tapi kalau yang di bawa banyak, baru mengajak teman agar bisa terbantu,” ujar bapak tiga anak ini.

            Sebelum berwirausaha melayani jasa pengiriman material, Afi pertama kali bekerja di usaha karangan bunga dan dekorasi milik Kholidi Zaini yang masih tetangganya di Desa Arjasa. Dari Kholidi inilah, bakatnya sebagai atlet sepeda sport --utamanya downhill mountain--tersalurkan. Ya, selain sebagai sopir, sejak beberapa tahun terakhir, Afi juga berstatus atlet sepeda sport.

            Meski bukan sebagai atlet professional –dalam arti rutin dan menekuni kejuaraan secara penuh- Afi kerap menjadi juara dalam beberapa kejuaraan sepeda sport bergengsi tingkat nasional. Tinggal di kawasan Rembangan, memang menjadi keuntungan tersendiri dalam mengasah potensinya sebagai atlet sepeda sport. Terlebih, bosnya saat itu, Kholidi Zaini juga mewadahinya. “Pak Kholidi yang kemudian menginisiasi terbentuknya klub sepeda. Namanya Baong Jember Community atau BJC,” jelas pria yang menyelesaikan pendidikan terakhirnya di MTSN Arjasa ini.

            Terdapat sekitar 30 pegowes atau pehobi sepeda yang tergabung dalam BJC. Sebagian di antaranya adalah karyawan maupun tetangga Kholidi di Desa Arjasa. “Tapi yang aktif di kompetisi sepeda sport, baru saya saja,” tutur Afi.

            Yang menarik, Afi justru tidak punya sepeda sport sendiri. Maklum saja, harga sepeda sport terbilang cukup mahal bagi masyarakat umum, yakni sekitar Rp 25 juta untuk jenis dan merek paling murah. “Saya bisa di pinjami sepeda sport oleh Haji Kholidi. Kadang juga pak Ayub,” tutur Afi. Ayyub yang di maksud yakni Ayyub Junaidi, Wakil Ketua DPRD Jember yang juga Ketua GP Ansor Jember, ormas kepemudaan di bawah naungan NU. Selain sebagai pengusaha, Kholidi juga aktif sebagai Sekretaris PC GP Ansor Jember.

            Bersama teman-temannya di JBC, Afi rutin bersepeda sejak tahun 1998. Mereka biasa gowes di trek atau jalur sepeda yang ada di Rembangan. Namun aktifitas tersebut sempat terhenti sepanjang tahun 2010 hingga 2015 karena kesibukan kerja. Memasuki tahun 2016, Afi dan JBC kembali aktif gowes.

            Peran Kholidi sebagai manajer dan pimpina di JBC memang cukup besar dalam karir Afi sebagai reader, sebutan sebagai atlet sepeda sport. Sebab keikutsertaan Afi dalam setiap turnamen sepeda sport selalu atas dukungan dana dari Kholidi. “Biasanya kalau saya dapat informasi turnamen, saya posting di BBM atau WA. Lalu setelah di baca Haji Kholidi, langsung di balas dan di tawari untuk ikut,” ujar pria kelahiran 30 April 1987 ini.

            Selain Ayub dan Kholidi, pihak lain yang turut membantu karir rider Afi adalah Haji Sonny, ketua Jember Downhill Community. Pria asal Kaliwates itu juga kerap meminjamkan sepeda sport miliknya kepada Afi untuk di gunakan berlatih jelang kompetisi. Di Jember, di ketahui baru dua komunitas gowes yang sering mengirimkan anggotanya dalam kejuaraan sepeda sport. 

            “Setahu saya memang hanya dua komunitas itu. Sayangnya memang di jember tidak ada induk cabor sepeda sport, yakni ISSI (Ikatan Sepeda Sport Indonesia, Red),” tutur Afi
.
            Karena tidak memiliki sepeda sendiri dan sibuk kerja, Afi terbilang tidak terlalu focus berlatihan fisik untuk mempersiapkan diri setiap mengikuti kompetisi. Meski demikian, jelang kompetisi, biasanya dia bersiap dengan mengenali trek, setidaknya dua tuga hari.

            “Biasanya saya persiapan sekitar satu bulan. Jelang kompetisi, saya susuri trek untuk mengenali medan setidaknya H-2. Kuncinya memang di kemampuan untuk membaca trek” jelas suami dari Indah Wulansari ini. Jarang berkompetisi, prestasi Afi tidak main-main. Tercatat kini dia sudah mengoleksi 7 medali. Terakhir, dia menjadi juara satu dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Indonesian Downhill 2017 serie 5 yang di gelar di Gumuk Klemuk, Batu pada awal Nofember 2017 lalu. Afi meraih nomor 1 di kategori Master A. Prestasi ini mengulang prestasinya dalam Surabaya Open 2015 yang di gelar di trek yang ada di Pacet Mojokerto, di mana saat itu juga Afi juga menyabet gelar juara satu.

            “Alhamdulillah, tidak menyangka juga karena yang di Gumuk Klemuk, treknya luar biasa ekstrem,” tutur Afi. Efen Kejurnas Indonesian Downhill 2017 serie 5 di Batu tak hanya di ikuti reader local. Beberapa reader dari berbagai Negara seperti  Ceko, Jerman, Malaysia,Singapura, Jepang dan Thailand juga tertantang untuk menaklukkan ekstrem nya trek di Gumuk Klemuk pada efen tersebut.

            Dengan menumpang menginap ke salah stu tim dari Banyuwangi, Afi tiba di Batu tiga hari sebelum kompetisi. Selama dua hari, ia fokus menjajal trek sepanjang 1,4 kilometer di Gumuk Klemuk untuk bisa beradaptasi.

            Meski sudah menjajal trek yang akan di lalui, nyatanya Afi mengalami kendala serius saat hari H. Pada putaran pertama, yakni seeding run untuk mencari nomor urut, tiba-tiba GlumukKlemuk di guyur hujan deras. Akibatnya dia harus mengganti ban agar sepeda yang Afi gunakan cocok untuk melewati jalur biasa. “Untung saat itu saya di pinjami ban yang khusus untuk melalui medan basah oleh Mas Wawan, rider dari Tim Bandit Banyuwangi,” ujar Afi. Di putaran pertama, Afi berhasil finish di posisi pertama dengan kecepatan 2 menit 26 detik.

            Tantangan paling berat terjadi di putaran terakhir atau di hari kedua. Saat itu, tanah di Gumuk Klemuk sudah mulai kering setelah sehari sebelumnya di guyur hujan. Karena itu, Afi sengaja menggunakan ban yang memang husus untuk kondisi kering. “Tanahnya agak keset. Lembab tapi mulai kering sisa hujan. Sayangnya pas sudah start, ternyata hujan turun lagi. Mau ganti ban sudah tidak memungkinkan waktunya,” kenang Afi.

            Beruntung di putaran terakhir tersebut, Afi tidak jatuh dan kembali finish di urutan pertama dengan catatan waktu 2 menit 36 detik. “Bersyukur sekali, karena pesaing di kelas saya sebenarnya juga hebat-hebat. Saya hanya selisih 4 detik dari peringkat kedua,” lanjut Afi.

            Trek di Gumuk Klemuk selama ini memang di kenal sebagai salah stu trek paling ekstrem di Indonesia yang hanya bisa di lalui oleh rider sport yang cukup berpengalaman. Selain curan dan terjal, trek di Gumuk Klemuk juga memiliki kemiringan yang tinggi, yakni negative 70- 80 derajat. Kondisi ini di perparah dengan banyak nya akar Pohon Pinus di sepanjang trek, yang membuat jalur semakin sulit di lewati sepeda sport. “Ini yang membedakan dengan Rembangan. Karena kalau di Rembangan itu bisa di lalui oleh rider professional maupun yang masih pemula. Kalau pemula melewati Gumuk Klemuk sering kali harus di tuntun,” jelas putra pasangan Janan dan Munawaroh ini.

            Karena itu, Afi menilai, kawasan Rembangan sangat potensial untuk di kembangkan sebagai wisata sport (sport-tourism), yakni olahraga sepeda sport. Derajat kemiringan di Rembangan, tidak sampai negatif seperti di Gumuk Klemuk. “Karena di rembangan itu,ada jalur untuk rider yang professional, tapi juga ada jalur untuk rider pemula, yang tidak terlalu ekstrem tinggal pilih,” jelas Afi.

            Pendapat Afi ini di amini oleh Haji Kholidi, pendiri dan manajer Baonk Jember Community (BJC), yang membawahi Afi. “Selain treknya ada pilihan dan konturnya ideal, di puncaknya sudah ada penginapan. Beda dengan yang ada di Batu. Jadi turis bisa alngsung menginap,” tutur pria tiba di percaya sebagai salah satu tenaga ahli Fraksi PKB di DPRD Jember.

            Jika di kelola dengan serius, Kholidi yakin sport-tourism di Rembangan bisa membawa dampak ekonomi bagi masyarakat setempat. Mulai dari penjualan makanan hingga jasa angkutan bagi rider di Rembangan. Karena itu, Kholidi berharap ada  bantuan Pemkab Jember untuk mengembangkan potensi sport tourism di Rembangan, antara lain melalui promosi. “Dulu sempat ada efen sepeda sport di Rembangan. Tapi sekarang udah tidak ada lagi dari Pemkab,” jelas Kholidi.

            Bantuan dari Pemkab Jember, menurut Kholidi yang paling penting adalah penetapan jalur khusus untuk pesepeda sport di Jember. Karena tanpa ada penetapan resmi dari Pemkab, jalur sepeda sport yang sudah di buat oleh para pegowes, bisa dengan mudah di rusak atau di rubah oleh orang lain. (ad/hdi)

SUMBER: JP-RJ Sabtu 2 Desember 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenang Wartawan Senior Jawa Pos, H Khariri Mahmud

Rela Jualan Bakso Demi Kuliahkan Dua Puterinya                 Keluarga besar alumni wartawan dan karyawan Jawa Pos yang tergabung ...