Laku Jutaan
Rupiah, Kampanyekan Untuk Kerukunan
Kreativitas seni bukan sekadar untuk mencari nasi. Merancang
dari bahan sederhana jadi istimewa, tentu jika di jual bisa laku mahal. Namun di
luar itu, ada niatan mulia untuk kampanye kerukunan antar beragama, seperti
yang dilakukan Iksan Afnani.
RULLY EFENDI,Jember
INI mirip masjid klasik. Saat
foto zoom, hasilnya sangat menyerupai. Begitu detail. Bahkan, bagian dalam juga
ada mimbar dan tempat imam masjid. Karpet hijau dan mikrofon muazin, juga ada
di dalam miniatur masjid buatan Iksan Afnani ini.
Miniatur masjid itu semakin
tampak seperti aslinya, karena di lengkapi lampu. Menyala dengan beragam warna.
Tambah nyata, saat mesin audio di nyalakan. Karena terdengar suara orang sedang
qiraah.
Ternyata, bukan hanya miniatur
masjid yang di buat Iksan Afnani. Tempat
ibadah lainnya seperti gereja, pura, juga kuil, juga ada di ruang tamu
perumahan Bhayangkara Indah Blok D 9 Jember. Semua itu hasil karya tangan
terampilnya.
Meski hasilnya optimal, namun
ternyata bahannya hanya bambu.
Iksan, sengaja membuat
keterampilan tangannya dari bambu. Karena selain kuat, bambu di akuinya mudah di
dapat dan murah. “Saya tak pernah pakai jenis bambu khusus. Karena semua bambu
bisa di buat kerajinan ini,” akunya.
Bagi bapak dua orang anak itu,
tak ada yang sulit membuat miniatur tempat ibadah tersebut. Hanya butuh telaten dan pikiran yang tenang. Alat
yang di gunakan tak ada yang istimewa. Hanya gunting kayu dan pisau. Bahannya,
hanya lem kayu dan lem jenis G.
Prosesnya, bambu di potong
sesuai kebutuhan. Kemudian, potongan bambu di buat tipis. Seperti anyaman
bambu. Setelah itu, di keringkan sehari atau dua hari. Tidak boleh terlalu
lama. Sebab jika kering, hasilnya juga tak bagus. “Terlalu basah juga tidak
bagus,” imbuhnya.
Bambu yang terpotong-potong dan
sudah di jemur lantas di pola sesuai dengan desain bangunan yang di rancang.
Desain yang di dapatkannya pun, cukup sederhana dan mudah di dapat di internet.
Itu pun hanya gambar tampak luar. Sedangkan isi di dalamnya, Iksan biasanya
bermain dengan imajinasinya.
Bambu potongan di susun dengan
lem. Bambu kecil yang butuh di susun detail dan ,lebih kuat, lem jenis G
menjadi andalannya. Sedangkan lem kayu, hanya untuk tambahan perekat.
Supaya miniatur nya bisa mirip
dengan bangunan aslinya, Iksan, harus menggarapnya dengan dua tahap. Pertama
bagian dalam ruangan. Setelah itu, bagian luar di bereskan. Baru kemudian,
bagian dalam dan luar bangunan, di satukan seperti menutup panic. Setelah semua
terpasang, giliran miniatur yang di buat dari bambu itu di poles dengan permis.
Berharap ada karakter bangunan
yang kuat, dia tak jarang hunting desain
seperti masjid Timur Tengah dan gereja di Eropa. Setelah itu, dia kembangkan
sendiri sesuai selera nya dan pemesan. “Sering kami diskusi terlebih dahulu,
sebelum menggarap pesanannya,”imbuhnya.
Membuat satu miniatur bangunan
tempat ibadah, cukup butuh waktu tujuh sampai sepuluh hari. Sebenarnya bisa
lebih cepat. Karena siang harinya Iksan, harus kerja di gudang keramik, dia pun
baru malam hari bisa berkreasi dengan
potongan-potongan bambu.
Dia yang bisa dengan otodidak,
sebelumnya membuat miniature bukan untuk di jual. Hanya menyalurkan hobi. Namun
setelah banyak pemesan, dia mengajak beberapa anak muda di sekitar rumahnya,
untuk ikut menggarap miniatur tersebut.
Harganya lumayan terjangkau.
Pria berumur 44 tahun itu, membanderol
miniatur termurahnya Rp 400 ribu.
Bagi yang cukup besar dan tingkat kesulitannya tinggi, dia patok dengan harga
Rp 1,5 juta. Pembelinya beragam. Mulai dari luar kota hingga luar negeri, juga
pernah menghargai hasil karyanya.
Selain promosi dari mulut ke
mulut, rupanya suami Trining Maryunani, itu mulai memanfaatkan sosial media.
Dia pasang di facebook, supaya lebih banyak orang yang tahu hasil karyanya.
“Senangnya jika sudah laku , bukan hanya karena menerima uang. Tetapi, lebih senang karya saya di hargai
orang,” tuturnya.
Dia, akan terus fokus menggarap miniatur tempat ibadah lintas agama,
karena pria kelahiran Probolinggo itu, ada maksud untuk mengampanyekan
kerukunan antar ummat beragama. (rul/c1/hdi)
SUMBER:
JP-RJ Selasa 5 Desember 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar