Senin, 15 Januari 2018

Belajar di Lembaga Formal, Tetap Bisa Menguasai Ilmu Agama



 Siswa MA Unggulan  Nuris Kerap Juara Dalam Lomba Kitab Kuning


                Siapa bilang belajar di madrasah tak bisa menguasai ilmu agama, terutama kitab kunung. Santri Ponpes Nuris mampu membuktikannya. Setiap lomba, kerap meraih juara.

              
  BAGUS SUPRIADI, Sumbersari

                DISELA kesibukan sekolah di lembaga formal, siswa Nuris tak lelah mempelajari ilmu agama, mulai dari cara membaca kitab kuning hingga menghafal aquran. Mereka di beri fasilitas oleh sekolah untuk mengembangkan bakatnya. Tak heran, setiap perlombaan, selalu meraih juara.

                Pada 19 Nofember 2017 lalu, tiga siswa MA Unggulan Nuris meraih juara satu Musabaqoh Tilawatil Quran (MSQ) di Unifersitas Airlangga Surabaya. Mereka adalah Azizatun Nurul Afifah, Siti Masruroh dan satu siswi SMA Nuris Silfia Arin. Tiga pelajar tersebut mampu mengalahkan peserta lainnya tingkat nasional dalam kegiatan Islamic Science and Technology Fair 2017.

                Sebelum  mengikuti perlombaan, Azizah harus mengirimkan fideo dulu pada panitia. Baru kemudian di seleksi menjadi 20 grup. “Setelah masuk final hanya tersisa 5 tim,” ucapnya.

                Perjuangan untuk meraih prestasi tersebut cukup menegangkan, sebab itu dari Nuris harus melawan kemacetan ke Surabaya sehingga terlambat. Untung saja, panitia memahami kondisi tersebut sehingga di tempatkan di nomor urut terakhir.

                Namun, kekompakan, suara dan materi yang di berikan tiga siswi tersebut mampu meraih juara satu. Tak heran, kepulangan mereka di sambut dengan kegembiraan oleh santri lainnya.

                Selain itu, Achmad Fauzan, siswa kelas XII MA Unggulan Nuris juga membawa prestasi yang membanggakan di bidang keagamaan. Santri kelahiran 18 Desember 1999 tersebut juga meraih juara satu Musabaqoh Qiroatul Kutub (MSQ) dalam gebyar pekan hukum syariah di UIN Malang.

                Kemudian, juga pernah meraih juara dua membaca kitab Fathul Qorib se -Jawa-Bali. Di tingkat kabupaten Jember, juga pernah meraih juara satu dalam lomba tafsir munir pada 17 Nofember 2017 lalu. “Pernah juga juara tiga lomba Bahtsul  Masail se Jember di MAN 1 pada 2 Oktober lalu,” akunya.

                Semua prestasi yang di raih itu karena kegigihannya dalam mempelajari ilmu agama di pesantren ,  terutama kitab kuning. Di pesantren, Fauzan sudah terbiasa melakukan latihan membaca Kitab Kuning, bahkan sudah menjadi kegiatan sehari-hari yang tak bisa di tinggalkan. 

                Di bidang Kitab Kuning dan bahasa Arab, Fauzan sudah mampu memperoleh tujuh piala. Perlombaan itu sudah di tekuni sejak masih di bangku MTS. Sehingga sudah terbiasa tampil di depan umum.

                Sementara itu, kepala MA Unggulan Nuris Neng Balqis Alhumairoh menjelaskan Nuris ingin menjawab tantangan kebutuhan zaman yang semakin kompleks. Selama ini,  pesantren yang mendirikan lembaga formal di nilai tidak bisa mengembangkan Kitab Kuning, padahal tidak. “Pesantren yang ada lembaga formal juga bisa menjadikan siswanya mahir Kitab Kuning,” terangnya.

                Bahkan, siswa yang sekolah di pesantren tersebut juga mampu menguasai ilmu fiqih. Sehingga mereka bisa mengetahui hukum islam. Nuris memperkenalkan hukum islam  di Zaman Kontemporer ini. “Kami tertantang untuk menjelaskan fikih pada anak muda,” tuturnya.

                Tantangan sekarang untuk memberikan pemahaman tentang hukum islam berbeda dengan dulu. Sehingga sekolah yang di pimpinnya ingin menyampaikan ilmu fikih dengan cara yang kekinian. Yakni menyajikannya dengan metode milenial, cara yang baru.

                Pengasuh Ponpes Nuris Gus Robith Qosidi menambahkan selama ini pesantren lebih banyak menyampaikan hukum islam dengan fikih tradisionalis dan cara klasik. Padahal tantangannya sudah berbeda. “Itu menjadi kelemahan pesantren yang harus di kembangkan lagi,” jelasnya.

                Pesantren  Nuris, lanjut dia, ingin mencetak santri yang bisa menjadi ulama professional. Perangkat yang harus di miliki adalah bisa memahami hukum islam dan tafsir. Bahkan, juga mampu menghafal  Alquran. (kl/gus/c1/hdi) 

 SUMBER JP-RJ Rabu 6 Desember 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenang Wartawan Senior Jawa Pos, H Khariri Mahmud

Rela Jualan Bakso Demi Kuliahkan Dua Puterinya                 Keluarga besar alumni wartawan dan karyawan Jawa Pos yang tergabung ...