Ajak Alumni Harumkan Nama Almamater
Menjadi
ketua alumni perguruan tinggi tidak berarti cukup hanya bangga dan puas dengan
jabatannya. Dan itulah yang di lakukan DR Ali Masykur Moesa (AMM), ketua Kauje (keluarga
alumni Universitas Jember), yang ingin membawa nama baik almamater, sekaligus
“memasarkan” lulusannya agar bisa sejajar dengan perguruan tinggi lain, baik
skala nasional maupun internasional.
SHODIQ SYARIEF – Jember
Kota
NAMA Ali Masykur Moesa di kalangan
cifitas akademika Universitas Jember (Unej) tidak asing lagi. Selain telah
malang melintang di dunia aktifitas politik, khususnya di lingkungan warga
nahdliyin, kini doktor lulusan manajemen pendidikan Universitas Negeri Jakarta
itu menjadi komandan alumni yang tergabung dalam keluarga alumni universitas
jember (Kauje) 2 periode.
Bahkan
sejak di bawah kepemimpinannya inilah nama Unej kian di kenal di kalangan
perguruan tinggi bergengsi negeri ini.
Betapa
tidak, hampir setiap kegiatan atau pertemuan antar pimpinan alumni, AMM
(panggilan akrabnya) selalu di undang, dan mewarnai forum. Itu bisa di pahami
karena sejak mahasiswa, dia terbiasa berdiskusi dan berdebat dengan sesama
aktivis. Bahkan, ini AMM menjadi pengurus inti himpunan pengurus alumni
(himpuni) yang beranggotakan alumni perguruan tinggi negeri tanah air.
Wadah
alumni Unej (Kauje) memang tergolong relatif mudah. Yakni di mulai tahun 1992
di bawah Prof Ir Soebroto (mantan dekan Faperta dan Purek 1 Unej). Selanjutnya
kauje di pimpin oleh Drs Moh. Toerki (mantan dekan FISIP). Dan pada Munas
(musyawarah nasional) 4 dan 5, forum mempercayakan kauje kepada AMM hingga
kini. “Saya ingin nama Unej dan alumninya kian di kenal di forum nasional dan
internasional,” ujarnya.
Pria
kelahiran Tulungagung 12 September 1962 ini sejak muda memang di kenal hobi
berorganisasi. Ketika masih sekolah, alumni PGA Pendidikan Guru Agama aktif di
IPNU, organisasi ekstra belajar di bawah naungan NU. Demikian pula ketika
kuliah di FISIP Unej, AMM aktif di PMII (pergerakan mahasiswa islam indonesia),
baik tingkat rayon maupun cabang jember. Kariernya kian moncer setelah kuliah
S2 di UI (Universitas Indonesia), hingga terpilih menjadi ketua umum PB PMII
periode 1991-1994.
Bukan
itu saja, mantan dosen Unej ini juga di kenal sebagai aktivis politik yang
membawanya menjadi anggota DPR RI 2 periode melalui jalur partai kebangkitan
bangsa (PKB). Bahkan ayah tiga anak yang tampak awet muda ini sempat di angkat
menjadi ketua umum DPP PKB versi Gus Dur (KY Abdurrahman Wahid), walaupun
akhirnya memilih mundur untuk karena konflik dengan kubu PKB versi Muhaimin
Iskandar.
Dipilihnya
menjadi ketua alumni unej (kauje) hingga 2 periode membuktikan AMM bukan
sekadar alumni. Bahkan di pundak nya lah nama unej dalam alumninya di harapkan
kian berkibar dab sejajar dengan alumni perguruan tinggi lain. Dan, itu di
buktikan oleh adik kandung KY Ali Maschan Moesa, mantan ketua wilayah NU dan
mantan baca wagub jatim ini. Hampir setiap ada kegiatan alumni perguruan
tinggi, dia selalu hadir dan terlibat aktif. Banyak gagasan dan wacana yang di
tuangkan dan berbagai forum sehingga nama unej kian bergaung di blantika
perguruan tinggi. “Alhamdulillah nama
unej sekarang mulai di perhitungkan,” tuturnya.
Meski
demikian, mantan anggota BPK (badan pemeriksa keuangan) Republik Indonesia ini mengaku belum banyak
yang bisa di perbuat untuk Unej. Artinya, Kauje yang di pimpinnya belum mampu
mewujudkan harapan almamater dan alumninya seperti yang diimpikan. Apalagi
sinergitas antara Kauje dengan pimpinan Unej belum berjalan efektif karena
berbagai kendala.
Selain jarak yang cukup jauh
antara domisili dirinya yang di Jakarta dengan sebagian anggota pengurus di
Jember, komunikasi antar pimpinan Unej dengan Kauje juga belum maksimal. Ini
bisa di maklumi karena masing-masing individu mempunyai kesibukan sehari-hari
yang luar biasa. Mereka bisa ketemu hanya di momen-momen tertentu, dan itu
relative terbatas. “Kami berharap komunikasi Kauje dengan Unej, khususnya
jajaran rektorat maupun dekanat bisa lebih di tingkatkan,” tuturnya.
Menurut Chairman WGEA (Kelompok
Kerja Audit) Lingkungan se-Dunia, 2011-2014 ini, keberadaan alumni bagi suatu
perguruan tinggi saat ini sangat penting. Terutama ketika di hadapkan pada
penilaian akreditasi yang menjadi standar mutu perguruan tinggi. Artinya, kata
AMM, keberadaan alumni juga menjadi point penting pada suatu perguruan tinggi.
“Dan ini hendaknya menjadi perhatian juga oleh pimpinan Unej. Bukan sekadar
puas dengan lulusannya,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, ketua umum ISNU
(Ikatan Sarjana Nadhlatul Ulama) pusat ini, mengajak pimpinan unej untuk
bersinergi dalam berbagai kegiatan. Artinya, dalam banyak momentum kegiatan,
AMM minta agar pengurus Kauje semaksimal mungkin bias di libatkan. “Minimal
sebagai undangan. Syukur kalau bisa lebih dari itu. Dengan demikian Kauje ada
manfaatnya,” jelasnya.
Di usianya yang hampir 25 tahun,
Kauje baru memiliki gedung alumni yang satu lokasi dengan areal unej. Gedung
tersebut baru bisa di sewakan bagi siapa saja yang memiliki hajat, khususnya pernikahan.
Padahal, lanjut dia, asset tersebut masih bisa di kembangkan lebih produktif
lagi, sehingga akan membawa “berkah” bagi alumninya. “Dan itu perlu dukungan
dan partisipasi pimpinan unej,” tuturnya.
Selain itu, mulai tahun ini
Kauje menerbitkan majalah alumni bernama @ccsess yang terbit berkala. Dengan
majalah itulah di harapkan bisa menjadi
wahana silaturrahmi antaralumni yang tersebar di berbagai wilayah.
Bahkan manajemen majalah @ccsess juga memuat profil para alumni yang telah
sukses, baik sebagai tokoh masyarakat, politisi, pengusaha, maupun birokrasi.
Malah banyak alumni dengan bangga memasang iklan perusahaannya di majalah
tersebut, sekaligus untuk menjamin komunikasi.
Menyinggung jumlah anggota
Kauje, komisaris Utama PT Reasuransi Indonesia Utama /Indonesia Re (milik BUMN)
ini mengaku belum tahu persis. Setiap alumni Unej, kata dia, sebenarnya
otomatis anggota Kauje. Jika di hitung sejak berdirinya tahun 1964, di
perkirakan jumlah alumni Unej mencapai 100.000 orang lebih. Pasalnya, hingga kini
pihak Unej sendiri belum mengadministrasikan secara valid, baik tingkat prodi,
jurusan, fakultas, hingga Universitas.
Dari lulusan Unej sebanyak itu,
kata AMM, tersebar di berbagai lembaga dan kemasyarakatan. Di antaranya ada
yang pejabat tinggi di Jakarta seperti Prof Dr Widodo Ekatjahyana SH MHum, yang
menjabat Dirjen perundang-undangan, Kemenkumhas. Ada juga Dr Brahman Setyo MSi,
Deputi Menteri Koperasi dan UMKM, Pejabat BUMN, anggota legislative, Polri,
TNI, maupun akademisi. Namun dia mengakui hingga kini belum ada alumni Unej yang
menjadi Menteri. (c1/ras)
SUMBER : JP-RJ Sabtu
23 Desember 2017

Tidak ada komentar:
Posting Komentar