Kamis, 01 Februari 2018

Ali Masykur Moesa, Dua Periode Jabat Ketua Kauje



Ajak Alumni Harumkan Nama Almamater

                Menjadi ketua alumni perguruan tinggi tidak berarti cukup hanya bangga dan puas dengan jabatannya. Dan itulah yang di lakukan DR Ali Masykur Moesa (AMM), ketua Kauje (keluarga alumni Universitas Jember), yang ingin membawa nama baik almamater, sekaligus “memasarkan” lulusannya agar bisa sejajar dengan perguruan tinggi lain, baik skala nasional maupun internasional.


SHODIQ SYARIEF – Jember Kota


                NAMA Ali Masykur Moesa di kalangan cifitas akademika Universitas Jember (Unej) tidak asing lagi. Selain telah malang melintang di dunia aktifitas politik, khususnya di lingkungan warga nahdliyin, kini doktor lulusan manajemen pendidikan Universitas Negeri Jakarta itu menjadi komandan alumni yang tergabung dalam keluarga alumni universitas jember (Kauje) 2 periode. 

                Bahkan sejak di bawah kepemimpinannya inilah nama Unej kian di kenal di kalangan perguruan tinggi bergengsi negeri ini.

                Betapa tidak, hampir setiap kegiatan atau pertemuan antar pimpinan alumni, AMM (panggilan akrabnya) selalu di undang, dan mewarnai forum. Itu bisa di pahami karena sejak mahasiswa, dia terbiasa berdiskusi dan berdebat dengan sesama aktivis. Bahkan, ini AMM menjadi pengurus inti himpunan pengurus alumni (himpuni) yang beranggotakan alumni perguruan tinggi negeri tanah air.

                Wadah alumni Unej (Kauje) memang tergolong relatif mudah. Yakni di mulai tahun 1992 di bawah Prof Ir Soebroto (mantan dekan Faperta dan Purek 1 Unej). Selanjutnya kauje di pimpin oleh Drs Moh. Toerki (mantan dekan FISIP). Dan pada Munas (musyawarah nasional) 4 dan 5, forum mempercayakan kauje kepada AMM hingga kini. “Saya ingin nama Unej dan alumninya kian di kenal di forum nasional dan internasional,” ujarnya.

                Pria kelahiran Tulungagung 12 September 1962 ini sejak muda memang di kenal hobi berorganisasi. Ketika masih sekolah, alumni PGA Pendidikan Guru Agama aktif di IPNU, organisasi ekstra belajar di bawah naungan NU. Demikian pula ketika kuliah di FISIP Unej, AMM aktif di PMII (pergerakan mahasiswa islam indonesia), baik tingkat rayon maupun cabang jember. Kariernya kian moncer setelah kuliah S2 di UI (Universitas Indonesia), hingga terpilih menjadi ketua umum PB PMII periode 1991-1994.

                Bukan itu saja, mantan dosen Unej ini juga di kenal sebagai aktivis politik yang membawanya menjadi anggota DPR RI 2 periode melalui jalur partai kebangkitan bangsa (PKB). Bahkan ayah tiga anak yang tampak awet muda ini sempat di angkat menjadi ketua umum DPP PKB versi Gus Dur (KY Abdurrahman Wahid), walaupun akhirnya memilih mundur untuk karena konflik dengan kubu PKB versi Muhaimin Iskandar.

                Dipilihnya menjadi ketua alumni unej (kauje) hingga 2 periode membuktikan AMM bukan sekadar alumni. Bahkan di pundak nya lah nama unej dalam alumninya di harapkan kian berkibar dab sejajar dengan alumni perguruan tinggi lain. Dan, itu di buktikan oleh adik kandung KY Ali Maschan Moesa, mantan ketua wilayah NU dan mantan baca wagub jatim ini. Hampir setiap ada kegiatan alumni perguruan tinggi, dia selalu hadir dan terlibat aktif. Banyak gagasan dan wacana yang di tuangkan dan berbagai forum sehingga nama unej kian bergaung di blantika perguruan tinggi. “Alhamdulillah nama unej sekarang mulai di perhitungkan,” tuturnya.

                Meski demikian, mantan anggota BPK (badan pemeriksa keuangan) Republik Indonesia ini mengaku belum banyak yang bisa di perbuat untuk Unej. Artinya, Kauje yang di pimpinnya belum mampu mewujudkan harapan almamater dan alumninya seperti yang diimpikan. Apalagi sinergitas antara Kauje dengan pimpinan Unej belum berjalan efektif karena berbagai kendala.

                Selain jarak yang cukup jauh antara domisili dirinya yang di Jakarta dengan sebagian anggota pengurus di Jember, komunikasi antar pimpinan Unej dengan Kauje juga belum maksimal. Ini bisa di maklumi karena masing-masing individu mempunyai kesibukan sehari-hari yang luar biasa. Mereka bisa ketemu hanya di momen-momen tertentu, dan itu relative terbatas. “Kami berharap komunikasi Kauje dengan Unej, khususnya jajaran rektorat maupun dekanat bisa lebih di tingkatkan,” tuturnya.

                Menurut Chairman WGEA (Kelompok Kerja Audit) Lingkungan se-Dunia, 2011-2014 ini, keberadaan alumni bagi suatu perguruan tinggi saat ini sangat penting. Terutama ketika di hadapkan pada penilaian akreditasi yang menjadi standar mutu perguruan tinggi. Artinya, kata AMM, keberadaan alumni juga menjadi point penting pada suatu perguruan tinggi. “Dan ini hendaknya menjadi perhatian juga oleh pimpinan Unej. Bukan sekadar puas dengan lulusannya,” imbuhnya.

                Oleh sebab itu, ketua umum ISNU (Ikatan Sarjana Nadhlatul Ulama) pusat ini, mengajak pimpinan unej untuk bersinergi dalam berbagai kegiatan. Artinya, dalam banyak momentum kegiatan, AMM minta agar pengurus Kauje semaksimal mungkin bias di libatkan. “Minimal sebagai undangan. Syukur kalau bisa lebih dari itu. Dengan demikian Kauje ada manfaatnya,” jelasnya.

                Di usianya yang hampir 25 tahun, Kauje baru memiliki gedung alumni yang satu lokasi dengan areal unej. Gedung tersebut baru bisa di sewakan bagi siapa saja yang memiliki hajat, khususnya pernikahan. Padahal, lanjut dia, asset tersebut masih bisa di kembangkan lebih produktif lagi, sehingga akan membawa “berkah” bagi alumninya. “Dan itu perlu dukungan dan partisipasi pimpinan unej,” tuturnya.

                Selain itu, mulai tahun ini Kauje menerbitkan majalah alumni bernama @ccsess yang terbit berkala. Dengan majalah itulah di harapkan bisa menjadi  wahana silaturrahmi antaralumni yang tersebar di berbagai wilayah. Bahkan manajemen majalah @ccsess juga memuat profil para alumni yang telah sukses, baik sebagai tokoh masyarakat, politisi, pengusaha, maupun birokrasi. Malah banyak alumni dengan bangga memasang iklan perusahaannya di majalah tersebut, sekaligus untuk menjamin komunikasi.

                Menyinggung jumlah anggota Kauje, komisaris Utama PT Reasuransi Indonesia Utama /Indonesia Re (milik BUMN) ini mengaku belum tahu persis. Setiap alumni Unej, kata dia, sebenarnya otomatis anggota Kauje. Jika di hitung sejak berdirinya tahun 1964, di perkirakan jumlah alumni Unej mencapai 100.000 orang lebih. Pasalnya, hingga kini pihak Unej sendiri belum mengadministrasikan secara valid, baik tingkat prodi, jurusan, fakultas, hingga Universitas.

                Dari lulusan Unej sebanyak itu, kata AMM, tersebar di berbagai lembaga dan kemasyarakatan. Di antaranya ada yang pejabat tinggi di Jakarta seperti Prof Dr Widodo Ekatjahyana SH MHum, yang menjabat Dirjen perundang-undangan, Kemenkumhas. Ada juga Dr Brahman Setyo MSi, Deputi Menteri Koperasi dan UMKM, Pejabat BUMN, anggota legislative, Polri, TNI, maupun akademisi. Namun dia mengakui hingga kini belum ada alumni Unej yang menjadi Menteri. (c1/ras)

SUMBER : JP-RJ Sabtu 23 Desember 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenang Wartawan Senior Jawa Pos, H Khariri Mahmud

Rela Jualan Bakso Demi Kuliahkan Dua Puterinya                 Keluarga besar alumni wartawan dan karyawan Jawa Pos yang tergabung ...