Selasa, 30 Januari 2018

Cara Bupati Faida Mempertahankan Eksistensi Tukang Becak



Siapkan Becak Wisata, Buatan Anak Muda Jember

                Transportasi tradisional seperti becak perlu di rawat. Tentu, dengan terobosan yang di sebutnya inovasi. Sebab jika di biarkan begitu saja, becak akan kalah saing di tengah tantangan transportasi modern.


RULLY EFENDI, Jember Kota

                TAK seperti biasanya, sehari kemarin, Alun-alun Jember di penuhi becak. Tak tanggung, becak yang di parkir hampir 2 ribu. Posisinya sampai mengelilingi alun-alun. Karena tak muat, becak pun di parkir di pelataran kantor Pemkab Jember. Meski hanya sementara, becak mengalahkan mobil dinas pegawai Pemkab.

 
                Kondisi becak tersebut rata-rata tak enak di pandang. Kondisinya banyak yang asal-asalan. Bahkan, sebagian ada yang sampai berkarat. Meski kembang kempis, mereka harus tetap eksis. Karena sejatinya, tukang becak tidak ada pilihan lain.

                Namun harapan mulai tumbuh. Saat ribuan tukang becak mengikuti kongres langsung sumringah saat Bupati Faida yang di temani Kepaa Dinas Perhubungan (Dishub) Jember, mengenalkan becak wisata. Meski di atas podium Cuma satu, rupanya ada 49 becak wisata lainnya yang sudah di siapkan. Semua itu akan di beri ke mereka.

                Becak wisata yang di pamerkan bupati, memang cukup merepresentasikan Jember. Berbagai identitas tentang Jember, terwakili di becak tersebut. Seperti di sandaran penumpang, tergambar obyek wisata uggulan kabupaten Jember. Kebetulan yang kemarin, gambar sandaran terlukis Pantai Papuma.

                Tampak semakin manis, karena atap penumpang becak, terpasang batik khas Jember. Pun demikian di selebor roda becak, terlukis biru dau Tembakau. Meski hanya becak, mereka juga berani memasang identitas : www.jembertourims.com.

                Ke-50 becak wisata yang di siapkan Pemkab Jember, semuanya baru. Semakin terjamin kualitasnya, karena bahannya dominan terbuat dari besi anti karat. “Kami ingin memberikan yang terbaik untuk tukang becak di Jember,” kata Bupati Faida.

                Seperti komitmen awal Bupati dan Wagub, mencintai produk local Jember. Karenanya, semua becak wisata itu di buat langsung oleh tangan terampil anak muda Jember. Meski bukan pabrikan, namun kualitas becak-nya pun berani di adu. “Tahap pertama memang 50 becak wisata. Namun di tahun 2018 nanti, kami memasang target ada 2 ribu becak wisata yang di sebar di seluruh Jember,” janjinya.

                Para tukang becak tak hanya menerima becak wisata. Mereka, juga bakal di beri seragam khusus. Bahkan, sepatu pun sudah di siapkan. Termasuk, jas hujan khusus becak wisata. Tujuannya, supaya penumpang becak wisata, terasa nyaman layaknya wisatawan.

                Supaya tambah prima, pelayanan optimal pun mulai di desain Dishub Jember. Salah satunya, membentuk tukang becak yang terlatih terutama, soal pengenalan mengendarai becak tertib aturan lalu lintas. “Kami sudah bekerja sama dengan kepolisian,” tutur Kadishub Jember, Isman Sutomo.

                Sesekali, penerima becak wisata akan di undang ke kantor Dishub Jember, untuk memperoleh peraturan berlalu lintas. Sehingga, penumpang becak wisata benar-benar merasakan kenyamanan.

                Isman meyakini, inovasi becak konvensional yang berganti becak wisata, akan memperkuat daya saing becak yang terancam angkutan modern terlebih, ojek online juga mulai marak di Jember. “Jika ingin bersaing, harus memperkuat daya saing. Tentu, dengan keunggulan baru yang tentu tidak di miliki yang lain,” jelas pria yang akrab di sapa Cik Mang itu. (k1/rul/hdi)

SUMBER : JP-RJ Kamis 21 Desember 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenang Wartawan Senior Jawa Pos, H Khariri Mahmud

Rela Jualan Bakso Demi Kuliahkan Dua Puterinya                 Keluarga besar alumni wartawan dan karyawan Jawa Pos yang tergabung ...